Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit hipertiroid pada pasien poliklinik penyakit dalam di UPTD RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno Provinsi Bangka Belitung tahun 2022
DOI:
https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i01.673Keywords:
Hipertiroid, Paparan Asap Rokok, Tingkat StressAbstract
Latar Belakang: Hipertiroidisme adalah peningkatan produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Di UPTD RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno 3 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2019 jumlah pasien hipertiroid sebanyak 83 orang, lalu pada tahun 2020 ditemukan peningkatan dengan persentase sebesar 56,77%, kemudian di tahun 2021 persentasi kasus hipertiroid meningkat lagi sebesar 37,86%. Sedangkan untuk tahun 2022 hingga bulan September tahun 2022 kasus hipertiroid di temukan peningkatan 6,9 % kasus pasien hipertiroid. Faktor risiko terbesar adalah faktor genetik, yaitu sebesar 80% sedangkan 20% merupakan faktor lingkungan seperti merokok, kehamilan, stress, dan infeksi.
Metode: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit hipertiroid. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien yang datang berkunjung ke poliklinik penyakit dalam UPTD RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno tahun 2022, dengan jumlah populasi yaitu 309 orang. Sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin, maka diperoleh sample sebanyak 84 responden.
Hasil: Analisis penelitian berdasarkan analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia (ρ-value 0,003; POR= 3,875), jenis kelamin (ρ-value 0,017; POR= 2,900), paparan asap rokok (ρ-value 0,002; POR = 4,190) dan tingkat stress (ρ-value 0,016; POR = 2,915) dengan kejadian hipertiroid.
Saran: Saran dari penelitian ini adalah agar diharapkan kepada dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang faktor risiko terjadinya hipertiroid dan bagaimana pencegahannya.
Downloads
References
Abboud, B et al. (2005). Prevalence and risk factors for primary hyperparatiroidisme in hyperthyroid patients.DOI: 10.1002/hed.2063.
Dewi, R. (2020). Pola Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid di Rsud Raden Mather Jambi. Journal of Healthcare Technology And Medicine. Volume. 6 no. 1.
J. Kahaly, Ge et al. (2018). 2018 European Throid Association Guideline for the Management of Grave’s Hypertiroidisme. European Thyroid Journal. www.karget.com/etj.
Kus, A et al. (2014). The association of thyroid eroxidase antibody risk loci with susceptibility to and phenotype of Grave’s disease.https://doi.org/10.1111/cen.12640.
Losyk, B. (2005). Kendalikan Stress Anda! Cara Mengatasi Stress dan Sukses di Tempat Kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Manurung, N. (2017). Asuhan Keperawatan System Endokrin Dilengkapi Mind Mapping Dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc. Yogyakarta:Deepublish.
Ardiana, M. (2021). Telaah ilmiah dan patologi paparan asap rook terhadap penyakit jantung. Surabaya: Airlangga University Press.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Ortiz, M.J et al. (2020). Prevalence of hyperthyroidism, hypothyroidism,and euthyroidisme in thyroid eye disease : a systemic review of the literatur. https://doi.org/10.1186/s13643-020-0145907.
Ersantika, E. dkk. (2015). Beberapa Faktor Risiko Kejadian Hipertiroid Pada Wanita Usia Subur Di Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 3, nomor 3, http: ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Srikandi, N.M. dkk. (2020). Hipertiroidisme graves disease:case report.jurnal kedokteran rafflesia.https:ejournal.unib.ac.id/index.php/jukeraflesia
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran Egc.
Wibowo, R.A dkk. (2018). Autoimunitas Sebagai Factor Risiko Hipertiroidisme Pada Wanita Usia Subur di Daerah Replete Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKIhttps://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.600
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan dengan Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal setuju dengan syarat-syarat berikut:
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal hak dari publikasi pertama dengan karya yang secara serentak dilisensikan di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International yang memungkinkan orang lain untuk melakukan perubahan, menyesuaikan dan membangun karya dengan pengakuan atas karya penulis dan publikasi awal dalam Jurnal . Penulis diizinkan untuk menyalin dan mendistribusikan ulang versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal.