Perbedaan penanganan spesimen feses dengan penambahan etanol berbagai konsentrasi terhadap kualitas telur cacing

Authors

  • Sri Idayani Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
  • Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali

DOI:

https://doi.org/10.34305/jikbh.v15i02.1293

Keywords:

Etanol, ascaris lumbricoides, kualitas telur cacing, feses, infeksi

Abstract

Latar Belakang: Pemeriksaan feses merupakan gold standard untuk menegakan diagnosis infeksi yang disebabkan oleh cacing. Senyawa organik seperti etanol dan formalin adalah zat yang paling umum digunakan sebagai bahan pengawet sampel yang diambil dari lapangan. Alkohol (etanol) sering digunakan karena lebih efektif dalam mempertahankan morfologi sampel.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain true eksperimen, yaitu The Randomized Posttest Control Group Design dengan melakukan eksperimen terhadap cairan tubuh yaitu feses dengan memberikan perlakuan variasi penambahan etanol dengan konsentrasi 50%, 80% dan 96% dengan menggunakan metode pemeriksaan langsung (direct slide).
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan morfologi kualitas telur cacing dari bentuk dan lapisan dinding. Pada hasil uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p-value < 0,05 yaitu 0,039 dan 0,023 yang berarti adanya perbedaan yang signifikan secara statistik kualitas telur cacing dengan penambahan etanol berbagai konsentrasi dan penggunaan etanol sebagai larutan tambahan memberikan efektivitas dalam menjaga kualitas feses dibandingkan tanpa etanol.
Kesimpulan: Larutan etanol dengan berbagai konsentrasi mampu mempertahankan kualitas telur cacing berdasarkan morfologi bentuk dan lapisan dinding  telur.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryadnyani, N. P., & Inderiati, D. (2016). Formalin dengan berbagai pelarut tidak efektif untuk mencegah perkembangan telur ascaris lumbricoides. E-Journal Poltekkes Jakarta 3, 2(3), 1–13. https://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/jitek/article/view/65/53

Astrid, T., Margit, E., & Leopold, F. (2016). Ethanol: A simple and effective RNA-preservation for freshwater insects living in remote habitats. Limnology and Oceanography: Methods, 14(3), 186–195. https://doi.org/10.1002/lom3.10079

Darmadi, D., & Dikna, J. (2022). Morfologi Telur Ascaris Lumbricoides Dengan Menggunakan Pewarnaan Hematoksilin Eosin. Borneo Journal of Medical Laboratory Technology, 5(1), 335–340. https://doi.org/10.33084/bjmlt.v5i1.4433

Garcia, L. S., and Bruckner, D. A. (1996). Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hanna, M., & Nurul, rahmadhini sahana. (2015). Pemeriksaan Kuku sebagai Pemeriksaan Alternatif dalam Mendiagnosis Kecacingan. Majority, 4(9), 113–117. https://adoc.pub/pemeriksaan-kuku-sebagai-pemeriksaan-alternatif-dalam-mendia.html

Iqbal, M., Triana, D., Rizqoh, D., Gunasari, L. F. V., & Umar, L. A. (2023). Akurasi Pemeriksaan Kato-Katz dan Mini-Flotac dalam Diagnosis Kecacingan pada Feses Segar dan Feses Awetan. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 19(1), 74–82. https://doi.org/10.24853/jkk.19.1.74-82

Irianto, K. (2013). Parasitologi Untuk Para Medis dan Non Medis. Bandung : Yrama Widya.

Johnson, G., Canty, S. W. J., Lichter-Marck, I. H., Wagner, W., & Wen, J. (2023). Ethanol preservation and pretreatments facilitate quality DNA extractions in recalcitrant plant species. Applications in Plant Sciences, 11(3), 1–11. https://doi.org/10.1002/aps3.11519

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Permenkes RI No 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan Kecacingan. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Lagatie, O., Verheyen, A., Van Hoof, K., Lauwers, D., Odiere, M. R., Vlaminck, J., Levecke, B., & Stuyver, L. J. (2020). Detection of ascaris lumbricoides infection by aba-1 coproantigen elisa. PLoS Neglected Tropical Diseases, 14(10), 1–14. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0008807

Mahawati, E., Pakpahan, M., Wulandari, F., Purba, D.H., Sari, M., Unsunnidhal, L. (2021). Penyakit Berbasis Lingkungan. Yayasan Kita Menulis. https://kitamenulis.id/2021/01/21/penyakit-berbasis-lingkungan/

Makata, K., Kinung’hi, S., Hansen, C., Ayieko, P., Sichalwe, S., McHaro, O., Ensink, J., Dreibelbis, R., Rockowitz, S., Okello, E., Grosskurth, H., & Kapiga, S. (2020). Hand hygiene intervention to optimize helminth infection control: Design and baseline results of Mikono Safi–An ongoing school-based cluster-randomised controlled trial in NW Tanzania. Plos One, 15(12 December), 1–20. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0242240

Marquina, D., Buczek, M., Ronquist, F., & Lukasik, P. (2021). The effect of ethanol concentration on the morphological and molecular preservation of insects for biodiversity studies. PeerJ, 9, 1–22. https://doi.org/10.7717/peerj.10799

Musyarifah, Z., & Agus, S. (2018). Proses Fiksasi pada Pemeriksaan Histopatologik. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 443. https://doi.org/10.25077/jka.v7.i3.p443-453.2018

Natadisastra, D., Ridad, A. (2012). Parasitologi Kedokteran. EGC.

Nofiyanti, D. (2021). Identifikasi Telur Soil Transmitted Helminth Pada Kuku Penerima Dan Pemilih Sampah Di TPS Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Program Studi Diploma III Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional Surakarta.

Oktasaputri, L. (2019). PERBEDAAN Penggunaan Formalin Dengan Alkohol Pada Proses Fiksasi Terhadap Kualitas Sediaan Telur Cacing Soil Transmitteds Helminth. Skripsi. Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Rahayoe, A. S. (2019). Kombinasi Alkohol dan Asap Cair Sebagai Alternatif Pengawet Spesimen Cacing Tanah (Pheretima sp.). Indonesian Journal of Laboratory, 1(3), 1. https://doi.org/10.22146/ijl.v1i3.48715

Safar, R. (2010). Parasitologi Kedokteran : Protozoologi, Helmintologi, Entomologi. Bandung: Yrama Widya.

Sari, O. P., Rosanti, T. I., & Susiawan, L. D. (2019). Hubungan Perilaku Kebersihan Perorangan Dengan Kecacingan Pada Siswa Sd Susukan Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Mandala Of Health, 12(1), 120. https://doi.org/10.20884/1.mandala.2019.12.1.1454

Soedarto. (2016). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi ke Dua. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Sumanto, D. (2014). Kesehatan Masyarakat. In Ilmu dan Seni. Yoga Pratama.

Wardhana, A. H., Muharsini, & Surhardono. (2003). Metode pengawetan larva dan lalat dewasa Chrysomya bezziana (Diptera : Calliphoridae ) untuk analisis DNA mitokondria. Jitv, 8(4), 264–275. https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/d50c01ef-196c-4a37-9658-0e57809e87bf/content

Werner, M., Chott, A., Fabiano, A., & Battifora, H. (2000). Effect of formalin tissue fixation and processing on immunohistochemistry. In American Journal of Surgical Pathology (Vol. 24, Issue 7, pp. 1016–1019). https://doi.org/10.1097/00000478-200007000-00014

Wulandari, N. (2019). Ketahanan Morfologi Telur Soil Transmitted Helminths Menggunakan Variasi Konsentrasi Formalin. Skripsi. Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Downloads

Published

20-11-2024

How to Cite

Idayani, S., & Putri, N. L. N. D. D. (2024). Perbedaan penanganan spesimen feses dengan penambahan etanol berbagai konsentrasi terhadap kualitas telur cacing. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 15(02), 364–372. https://doi.org/10.34305/jikbh.v15i02.1293
Abstract viewed = 460 times