Hubungan Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kayu Manis Kota Bogor
DOI:
https://doi.org/10.34305/jphi.v4i01.907Keywords:
PMO (Pengawas Menelan Obat), Kepatuhan Minum Obat, Pasien TuberkulosisAbstract
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia Internasional. TB Paru bukanlah penyakit keturunan, penyakit ini bisa mematikan namun juga bisa disembuhkan asalkan penderita mengikuti pengobatan sampai selesai. Salah satu penyebab tidak tuntasnya proses pengobatan adalah karena kurangnya dukungan dari pengawas menelan obat, oleh karena itu pemerintah membuat program DOTS (Directly Observed Therapy Short Course), di mana penderita berobat di bawah pengawasan pengawas menelan obat (PMO). PMO ini biasanya berasal dari keluarga dan orang-orang terdekat yang bertugas untuk mengawasi dan memberikan dukungan penuh selama proses pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan PMO dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB Paru.
Metode: Penelitian ini menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Manis Kota Bogor. Populasi penelitian ini adalah penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Manis Kota Bogor sebanyak 52 responden, kemudian pengambilan sampel dengan cara total sampling.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki PMO memiliki kriteria mendukung dan sebagian besar responden patuh minum obat.
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara PMO dengan kepatuhan minum obat.
Saran: Pasien diharapkan dapat minum obat secara teratur, PMO dan keluarga juga diharapkan selalu mengawasi dan memberikan motivasi kepada pasien. Petugas Kesehatan harus rutin melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien dalam melakukan pengobatan.
References
Depkes RI. (2021). Panduan Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Indonesia.
Dinas Kesehatan Kota Bogor. (2021). Profil Kesehatan. Kota Bogor. https://pkmkayumanis.kotabogor.go.id/imgup/web/datadinamis/093323.pdf.
Hidayat, Y., & Gunawan, H. (2021). Hubungan pengawas menelan obat (PMO) dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis. Jurnal Keperawatan’Aisyiyah, 8(2), 133-139.
Kartikasari, D., Rejeki S., Wuryanto, E. (2021). Hubungan Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Kedungwuni di Kabupaten Pekalongan. Pekalongan.
Khamidah. Susmaneli, H. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya. Jurnal Hang Tuah Pekanbaru Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kodoy, dkk. (2014a). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado.
Kodoy, dkk. (2014b). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado.
Notoatmodjo. (2019). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Ed.Rev). Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Rahmansyah. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Drop Out (DO) pada Penderita TB Paru di Rumah Sakit Paru Palembang Tahun 2010, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Valita. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Depok. Jurnal Respir Indo.Vo.17.
World Health Organization. Global Tuberculosis Report. (2021). Geneva: World Health Organization; 2021.
Yuniar, I., & S. (2017). Pengaruh pmo dan dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan minum obat tb paru di puskesmas sempor 1 Kebumen. Stikes Muhammadiyah Gombong.
Zufrijal, & mulyadi, h. (2016). Peran keluarga sebagai pengawas minum obat (pmo) pengan tingkat keberhasilanpengobatan penderita tb paru. Univesrsitas syiah kuala.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan di jurnal kami setuju dengan syarat-syarat berikut:
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan Journal of Public Health Inovation (JPHI) hak dari publikasi pertama dengan karya yang secara serentak dilisensikan di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International yang memungkinkan orang lain untuk melakukan perubahan, menyesuaikan dan membangun karya dengan pengakuan atas karya penulis dan publikasi awal dalam Jurnal . Penulis diizinkan untuk menyalin dan mendistribusikan ulang versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi di jurnal kami.