Hubungan antara kuantitas dan kualitas antenatal care dengan kejadian stunting pada balita

Authors

  • Angginamita Amalia Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat, Universitas Bhakti Husada Indonesia
  • Lely Wahyuniar Epidemiologi, Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat, Universitas Bhakti Husada Indonesia
  • Diding Sarifuddin Epidemiologi, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
  • Rossi Suparman Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat, Universitas Bhakti Husada Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.34305/jphi.v5i01.1318

Keywords:

Kuantitas, kualitas, antenatal care, stunting, angka kematian bayi

Abstract

Latar Belakang: WHO menargetkan prevalensi stunting global di bawah 20% untuk menekan angka stunting anak dan mencapai SDGs. Data Puskesmas Sidamulya per Juni 2023 menunjukkan 8,95% dari 2.468 balita mengalami stunting, 6,81% wasting, dan 12,1% BBLR. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kuantitas dan kualitas ANC dengan kejadian stunting pada balita di UPTD Puskesmas Sidamulya, Kabupaten Cirebon, tahun 2023.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain case control dengan pendekatan deskriptif analitik. Dari populasi 221 balita stunting dan 2.202 balita tidak stunting, diperoleh 70 sampel kasus dan 70 sampel kontrol melalui purposive sampling. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat (Chi-square).
Hasil: Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kuantitas ANC (p = 0,398, OR 1,332; 95% CI: 0,685-2,590) maupun kualitas ANC (p = 0,310, OR 1,412; 95% CI: 0,725-2,748) dengan kejadian stunting pada balita.
Kesimpulan: Analisis statistik menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas ANC bukan faktor penentu signifikan dalam kejadian stunting pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidamulya.

References

Amini, A. (2016). Hubungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-59 Bulan di Kabupaten Lombok Utara Provinsi NTB Tahun 2016. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Camelia, V., Proborini, A., & Jannah, M. (2020). Hubungan Antara Kualitas & Kuantitas Riwayat Kunjungan Antenatal care (ANC) Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Journal of Issues in Midwifery, 4(3). https://doi.org/https://doi.org/10.21776/ub.JOIM.2020.004.03.1

Campisi, S. C., Cherian, A. M., & Bhutta, Z. A. (2017). World perspective on the epidemiology of stunting between 1990 and 2015. In Hormone Research in Paediatrics (Vol. 88, Issue 1). https://doi.org/10.1159/000462972

Kemenkes RI. (2022). Laporan Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2021. Kementerian Kesehatan RI, 5201590(021).

Erawati, & Diani, M. (2022). Hubungan Antenatal Care Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan. Midwife’s Research, 11(1). https://journal.stikesmuhcrb.ac.id/index.php/MIDWIFE/article/view/215

Heryanto, M. L. (2021). KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24 – 36 BULAN. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 16(1). https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i1.1043

Kemenkes, 2020. (2020). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK.

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Infodatin : Situasi Gizi di Indonesia. In Pusat Data dan Informasi.

Langi, G. K. L., Harikedua, V. T., Purba, R. B., & Pelanginang, J. I. (2019). Asupan Zat Gizi Dan Tingkat Pendapatan Keluarga Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal GIZIDO, 11(2). https://doi.org/10.47718/gizi.v11i2.762

Madi, A. S., Babakal, A., & Simanjuntak, S. R. (2023). Hubungan Pelayanan Antenatal care Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Puskesmas Kotabunan Kecamatan Kotabunan. Mapalus Nursing Science Journal, 1(2), 65–70. https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/caring/article/view/49137

Maulina, C., & Rachmayanti, R. D. (2021). Risk Factors for Stunting under Two-Year-Old Children in Surabaya. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 16(1). https://doi.org/10.14710/jpki.16.1.1-6

Nikmah, N., & Maduratna, E. S. (2020). PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA DAN DETEKSI DINI STUNTING DI PAUD ANNA HUSADA BANGKALAN. JURNAL PARADIGMA (PEMBERDAYAAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT), 2(2). https://doi.org/10.36089/pgm.v2i2.516

Oktarina, Z., & Sudiarti, T. (2014). FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA (24—59 BULAN) DI SUMATERA. Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(3). https://doi.org/10.25182/jgp.2013.8.3.177-180

Pay, A., Klovning, A., & Sand, S. (2014). Incidence/Epidemiology National Guidelines For Antenatal care. NGF Obst Antenatal Care Backe, 7.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Dan Pelayanan Kesehatan Seksual, Asuhan Kebidanan tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual (2021).

Puskesmas Sidamulya. (2023). Data Pengukuran Balita Bulan Juni 2023 Berdasarkan EPPGBM.

Putri, A. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015. Journal Universitas Makasar, 1(2).

Titaley, C. R., Dibley, M. J., Agho, K., Roberts, C. L., & Hall, J. (2008). Determinants of neonatal mortality in Indonesia. BMC Public Health, 8. https://doi.org/10.1186/1471-2458-8-232

WHO. (2022). World health statistics 2022 (Monitoring health of the SDGs). In Monitoring health of the SDGs.

Downloads

Published

2024-11-30

How to Cite

Amalia, A., Wahyuniar, L., Sarifuddin, D., & Suparman, R. (2024). Hubungan antara kuantitas dan kualitas antenatal care dengan kejadian stunting pada balita. Journal of Public Health Innovation, 5(1), 48–57. https://doi.org/10.34305/jphi.v5i01.1318
Abstract viewed = 91 times